Saor Aritonang Pebisnis Kopi Sidikalang.
“Kualitas dan tidak curang adalah faktor kunci sukses pada
bisnis saya”. Kata Pak Saor Artonang
kepada Pak Sabam Malau dalam sebuah interviu yang bersahabat
yang berlangsung hari ini di toko IDA di Sidikalang ibu kota Kabupaten Dairi, Provinsi
Sumatera Utara, Indonesia.
Foto 1. Pak Saor Artonang (kanan), Pak Safei (pelanggan,
tengah) dan Pak Sabam Malau (kiri) berdiri di dalam Toko IDA. Safei (berdomisili
di Tebing Tinggi) selalu membeli bubukkopi IDA bagi para pembeli setianya di Provinsi
Bangka Belitung.
Pak Saor Aritonang
merupakan pemilik Toko
IDA yang terkenal itu yang menjual bubuk kopi.
Toko tersebut berlokasi di Jalan Sudirman Nomor 20 Sidikalang, Telp (0627) 23330. Dr Sabam Malau
adalah Ketua Forum Kopi Sumatera Utara.
Berikut ini adalah keseluruhan hasil wawancara.
Sabam Malau: Bisakah
Anda ceritakan tentang para pembeli bubuk kopi Anda?
Saor Aritonang: Pembeli loyal
kopi saya berdomisili di kabupaten ini, di kabupaten-kabupaten lainnya, di
kota-kota lainnya, di provinsi-provinsi lainnya, dan luar negeri. Mereka adalah masyarakat Dairi, Balige,
Medan, Tebing Tinggi, Bangka Belitung, Korea Selatan, dan Malaysia. Starbucks
telah pernah memesan bubuk kopi 2 ton per bulan dari saya. Namun demikian, saya menolak untuk menjualnya
kepada mereka karena saya ingin Starbucks berkenan membayar dengan harga yang
lebih baik sebab Starbucks menjual kopi di toko mereka dengan harga yang mahal.
Sabam Malau: Toko
Anda sangat terkenal. Tolong ceritakan faktor kunci keberhasilan Anda.
Saor Aritonang:: Faktor-faktor
kunci sukses saya adalah ketidakcurangan dan kualitas bubuk kopi yang saya jual
di toko saya. Bubuk kopi saya mempunyai
kualitas terbaik, dan saya saya tidak melakukan kecurangan. Saya menjual hanya bubuk kopi yang
berkualitas terbaik. Yang saya maksud
dengan kualitas adalah kopi murni, artinya tidak ada bahan lain di dalamnya
kecuali kopi. Tidak ada kecurangan di sini sebab Anda dan semua pelanggan dapat
melihat keseluruhan proses yang dekat dengan Anda sekarang. Biji hijau Robusta akan disangrai dengan Prosedur
Operasi Standar tertentu. Biji sangrai
akan digiling dengan cara sedemikian rupa sehingga bubuk kopi memiliki kehalusan
tertentu. Bubuk kopi kami memiliki wangi
dan rasa yang sangat baik.
Foto 2: Saor
Aritonang mengoerasikan Penyangrai Kopi
Sabam Malau: Dapatkah
Anda gabarkan kapasitas bisnis Anda?
Saor Aritonang: Saya memiliki 4
orang pekerja. Secara rata-rata, saya
menjual 100 kg per hari atau 36 ton bubuk kopi per tahun. Untuk menghasilkannya, saya membeli 56 ton
biji hijau kopi. Saya memakai biji kopi robusta
dari Kabupaten Dairi ini yang sering disebut Kopi Sidikalang, salah satu kopi
terbaik dunia. Hampir keseluruhan biji
kopi saya beli langsung dari petani kopi yang membawa kopi mereka langsung ke
toko ini. Saya membayar dengan harga
yang baik, setidak-tidaknya 5-10% di atas harga pasar. Barusan saya membeli dengan harga Rp. 20.500
per kg sementara haraga di pasar Rp 19.500 per kg. Melalui penghargaan seperti itu, petani kopi
akan memelihara kualitas biji kopi mereka.
Foto 3: Biji sangrai dari Toko IDA
Sabam Malau: Anda
bukanlah satu-satunya penjual kopi di kota ini.
Tolong ungkapkan daya saing Anda.
Saor Aritonang: Saya menjual
bubuk kopi Rp. 44.000 per kg. Saya sadar
bahwa harga kopi saya sedikit lebih mahal dari harga kopi pesaing saya. Namun demikian, bisnis saya tetap bertumbuh
secara signifikan karena kualitas adalah daya saing bisnis saya.
Foto 4: Kemasan Bubuk Kopi IDA
Sabam Malau: Apa
pendapat Anda terhadap harga biji kopi yang sedang menaik sekarang?
Saor Aritonang: Saya senang atas
kenaikan harga biji kopi sebab petani kopi kemudian dapat memeroleh penghasilan
yang baik demi hidup yang lebih
baik. Sebagai penjual bubuk kopi, saya
tidak mempunyai masalah dengan kenaikan harga biji kopi.
Sabam Malau: Apakah
rencana berikutnya di bisnis Anda?
Saor Aritonang: Mesin penyangrai
kopi saya sudah bekerja dengan kapasitas maksimal di tengah-tengah kenaikan
jumlah pelanggan saya. Maka, saya bermaksud
meningkatkan kapasitas produksi dan memoderenkan mesian yang ada sekarang, dan
saya sungguh-sungguh perlu membuat bisnis yang lebih besar. Sekarang saya
mencari mesin penyangrai dan mesin penggiling yang menggunakan Gas (LPG) atau
minyak tanah.
Salam hormat,
Dr. sc. agr. Ir. Sabam Malau
Juli 2011
Comments
Post a Comment